BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian anak berperilaku yang
bermasalah
Dalam pendekatan bimbingan
perkembangan, guru dimungkinkan untuk memberikan layanan bimbingan terpadu
dalam KBM. Melalui dasar bimbingan, guru membantu seluruh murid. Namun
sekalipun telah memberikan bantuan terhadap seluruh murid, ada saja murid yang
berperilaku bermasalah.
Guru perlu memahami perilaku
bermasalah ini sebab “murid yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas dan
bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi
dengan lingkungannya. Memahami perilaku bermasalah mengandung arti bahwa guru
harus lebih sensitif terhadap interaksi antara berbagai kekuatan dan faktor di
lingkungan peserta didik dengan penampilan perilaku peserta didik di sekolah.
Walaupun perilaku bermasalah hanya tampak pada sebagian peserta didik, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua peserta ddik. Seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik.
Walaupun perilaku bermasalah hanya tampak pada sebagian peserta didik, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua peserta ddik. Seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik.
Cara atau pendekatan seperti ini
seringkali tidak membawa hasil yang diharapkan karena perlakuan tersebut tidak
didasarkan kepada pemahaman apa yang ada di balik perilaku bermasalah tersebut.
Dalam kehidupan anak di sekolah tidak semua dapat melihat dan merasakan bahwa
di antara anak ada yang telah sedang menghadapi masalah dan ada yang masih
gejala, bahkan bagi anak sendiri juga banak
yang tidak tahu bahwa dirinya sedang bermasalah. Oleh karena itu kita
perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian berperilaku bermasaalah
“prilaku bermasalah adalah tingkah laku siswa yang menyimpang dan
kebiasan-kebiasaan temannya.
Lebih lanjut dikatakan apabila anak
tiba-tiba tidak dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak
mengalami masalah yang segera harus ditangani gurunya.
b. Ciri-Ciri
Anak Bermasalah
1. susah
diatur dan di ajak kerjasama
Hal yang paling nampak adalah anak
akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu.
Pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan”
dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita
sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
2. kurang
terbuka pada orang tua
Pada saat orang tua bertanya “gimana
sekolahnya” anak menjawab “biasa saja:, menjawab dengan malas, namun anehnya
pada temannya dia begitu terbuka. Ini adalah ciri ke 2, pada saat ini dapat
dikatakan figure orang tua tergantikan dengan pihak lain ( teman, pacar, dll ).
Saat ini terjadi kita sebagai orang tua hendaknya mawas diri dan mulai
mengganti pendekatan kita.
3.
menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar
“biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga
diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah
mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk
menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah
terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah
kunci sukses di masa depan anak.
4.
menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering menyendiri,
asyik dengan dunianya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya
( menarik diri ). Pada kondisi ini kita sebagai orang tua sebaiknya segera
melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti,
bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak ?. pada kondisi ini biasanya anak
merasa ingin diterima apa adanya.
5. menolak
kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “aku ini bukan
orang pintar, aku ini bodoh”.
6. menjadi
pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika
teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika
sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau
kembali ketempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan
dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak
tersebut tidak mendapat rasa diterima di rumah.
c. Bentuk-Bentuk Perilaku Bermasalah
salah satu kesulitan memahami
prilaku bermasalah ialah karena prilaku tersebut tampak dalam prilaku
menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi prilaku ini disebut
“mekanisme pertahanan diri” karena dengan prilaku tersebut individu dapat
mempertahankan diri atau menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan.
Bentuk umum perilaku mekanisme memepertahankan diri ialah :
1.
Rasionalisasi
Mekanisame perilaku rasionalaisme
ditunjukan dalam bentuk memeberikn penjelasan atau alasan yang dapat diterima
oleh akal, tapi pada dasarnya bukan penyebab nyata karena dengan penjelasan tersebut
individu bermaksud menyembunyikan latar belakang prilakunya.
2.
Sikap bermusuhan
Sikap ini tamapk pada prilaku
agresif, menyerang, mengganggu besaing, dan mengancam lingkungan.
3.
Menghukum diri sendiri
Prilaku ini tampak dalam wujud mencela
diri sendiri dari kesalaahn atau kegagalan. Perilaku ini terjadi karena
individu cemas bahwa orang lain tidak akan menyukai sekiranya dia mengkritik
orang lain. Orang seperti memeliki
kebutuhan untuk diakui.
4.
Represi
Perilaku represi ditunjukan dalam
bentuk menyembunyikan dan menekan penyebab yang sebenarnya diluar batas
kesadaran. Individu berusaha untuk melupakan sesuatu pebuatan pengalamannya
yang telah dilakukannya karena perbuatan atau pengalaman pahit (buruk).
5. Komformitas
Perilaku ini ditunjukan dalam
menyelamatkan diri dengan atau terhadap harapan-harapan orang lain. Dengan
memenuhi harapan orang lain, maka dirinya akan terhindar dari kecemasan. Orang
seperti ini memiliki harapan social ketergantungan yang tinggi.
6.
Sinis
Perilaku sinis ini mucul dari
ketidakberdayaan individu untuk berbuat atau berbicara terhadap kelompok.
Ketidakberdayaan ini membuat dirinya khawatir dan penilaian orang lain terhadap
dirinya, dan perilaku sinis merupakan perilaku menghindar dari penilaian orang
lain.
Semua prilaku mekanisme pertahanan diri mempunyai
karakteristik :
Menolak,
memalsukan atau mengacaukan kenyataan
Dilakukan
tanpa menyadari prilaku tersebut. Pola prilaku ini dipelajari dan cenderung
kepada `pengurangan kecemasan dan bukan memecahkan masalah yang menjadi dasar
penyebab kecemasan itu.
d. Masalah
yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan anak SD
Pendekatan perkembangan membawa
implikasi bahwa pendekatan terhadap siswa berperilku bermasalah dapat dilakukan
dengan mengkaji tugas-tugas perkembangan karakteristik perkembangan siswa :
-
Menanamkan Kebiasaan dan Sikap dalam Beriman dan
Bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Pada umumnya murid SD telah dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut, terutama untuk siswa kelas tinggi (kelas IV, V, VI). Temuan peneliti ini tampaknya memberikan gambaran bahwa upaya pembinaan keagamaan baik di rumah maupun di sekolah, dalam hal melaksanakan ibadah menunjukkan keberhasilan. Selain dirumah penanaman nilai ini juga melalui mata pelajaran agama, juga dilakukan pada saat perayaan keagamaan, ibadah bersama disekolah. Murid SD cendrung belum dapat menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang agama seperti menyontek. Perilaku menghormati kedua orang tua dan orang lain masih kurang. Murid SD lebih mementingkan dirinya sendiri, belum mampu mendahulukan kepentingan orang yang lebih tua. Kebanyakan murid SD belum menunjukkan kebanggaan atas kemampuan dirinya sendiri.
Pada umumnya murid SD telah dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut, terutama untuk siswa kelas tinggi (kelas IV, V, VI). Temuan peneliti ini tampaknya memberikan gambaran bahwa upaya pembinaan keagamaan baik di rumah maupun di sekolah, dalam hal melaksanakan ibadah menunjukkan keberhasilan. Selain dirumah penanaman nilai ini juga melalui mata pelajaran agama, juga dilakukan pada saat perayaan keagamaan, ibadah bersama disekolah. Murid SD cendrung belum dapat menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang agama seperti menyontek. Perilaku menghormati kedua orang tua dan orang lain masih kurang. Murid SD lebih mementingkan dirinya sendiri, belum mampu mendahulukan kepentingan orang yang lebih tua. Kebanyakan murid SD belum menunjukkan kebanggaan atas kemampuan dirinya sendiri.
-
Mengembangkan Kata hati, Moral dan Nilai-nilai sebagai
Pedoman Perilaku.
Tugas perkembangan ini dimaksud agar murid mengembangkan kontrol moral dari dalam, menghargai aturan moral, dan memulai dengan skala nilai yang rasional.
Tugas perkembangan ini dimaksud agar murid mengembangkan kontrol moral dari dalam, menghargai aturan moral, dan memulai dengan skala nilai yang rasional.
-
Mengembangkan Keterampilan Dasar Dalam Membaca,
Menulis Dan Berhitung (Calistung).
Hakekat tugas perkembangan ini adalah murid belajar mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung secara memadai agar mampu beradaptasi dengan masyarakat.
Hakekat tugas perkembangan ini adalah murid belajar mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung secara memadai agar mampu beradaptasi dengan masyarakat.
-
Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang
diperlukan untuk permainan dan kehidupan. Anak usia SD memberikan pengendalian
yang lebih besar terhadap badannya dan mampu duduk atau berdiri dalam jangka
waktu yang lama, disisi lain kekuatan fisik murid belum matang, dan memerlukan
aktivitas. Murid SD lebih merasa lelah disuruh duduk dalam jangka lama, disisi
lain kekuatan fisik murid belum matang, dan memerlukan aktivitas. Murid SD
lebih merasa lelah disuruh duduk dalam waktu yang lama, dibandingkan dengan lari-lari,
jungkir balik atau naik sepeda. Kegiatan fisik sangat penting untuk
menyempurnakan perkembangan keterampilannya, seperti melempar bola, loncat
tali, keseimbangan dalam meniti balok kayu.
-
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.
Pada usia sekolah anak-anak mulai keluar dari lingkungan keluarga memasuki
dunia teman sebaya. Melalui kelompok sebaya anak belajar memberikan dan
menerima dalam kehidupan sosial di antara teman sebaya. Belajar berteman dan
bekerja dalam kelompok, dapat mengembangkan kepribadian sosial.
-
Belajar menjadi pribadi yang mandiri. Hakekat tugas
perkembangan ini adalah anak belajar menjadi pribadi mandiri, mampu membuat
perencanaan dan melaksanakan kegiatan pada saat ini dan masa mendatang secara
mandiri tidak tergantung pada orang tua atau orang yang lebih muda.
-
Membangun sikap hidup yang sehat mengenai diri sendiri
dan lingkungan. Tugas perkembangan ini berkenaan dengan kebiasaan dalam
memelihara badan, kebersihan dan keamanan, memelihara kesehatan, sikap
realistis yang mencakup, perasaan memiliki fisik yang normal dan memadai,
kemampuan menyenangi dalam menggunakan badannya, dan memiliki keutuhan sikap
terhadap jenis kelamin. Kebersihan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan
tersebut menyebabkan terjadinya keseimbangan kepribadian. Kebiasaan hidup sehat
hendaknya dilakukan secara rutin.
-
Mengembangkan Konsep-konsep yang Perlu dalam Kehidupan
Sehari-hari.
Hakekat tugas perkembangan ini adalah anak memperoleh sejumlah konsep untuk berpikir efektif berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa sosial. Pada saat anak-anak siap memasuki sekolah, ia sebanarnya telah memiliki perbendaharaan beberapa ratus konsep-terutama konsep-konsep yang sederhana seperti ; bentuk lingkaran, rasa, warna, binatang, makanan, marah, dan cinta.
Hakekat tugas perkembangan ini adalah anak memperoleh sejumlah konsep untuk berpikir efektif berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa sosial. Pada saat anak-anak siap memasuki sekolah, ia sebanarnya telah memiliki perbendaharaan beberapa ratus konsep-terutama konsep-konsep yang sederhana seperti ; bentuk lingkaran, rasa, warna, binatang, makanan, marah, dan cinta.
-
Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis
kelamin. Murid SD hendaknya belajar berperan sebagai laki-laki atau perempuan
sesuai dengan jenis kelaminnya sebagaimana yang diharapkan. Secara biologis
perbedaan anatomi antara laki-laki dan perempuan tidak menuntut perbedaan peran
jenis kelamin selama murid sekolah dasar. Postur tubuh anak wanita sebagaimana
anak laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat
dan besar. Pada usia 9 atau 10 tahun, terdapat perbedaan anatomi antara anak
laki-laki dengan anak perempuan.
-
Memilki Sikap Positif terhadap Kelompok dan
Lembaga-lembaga Sosial.
Kemampuan murid untuk mengembangkan sikap positif terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial, merupakan dasar untuk pengembangan sikap demokrasi. Tugas perkembangan ini dipelajari murid sejak di rumah, melalui teman sebaya, dalam kehidupan di masyarakat, dan di sekolah.
Kemampuan murid untuk mengembangkan sikap positif terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial, merupakan dasar untuk pengembangan sikap demokrasi. Tugas perkembangan ini dipelajari murid sejak di rumah, melalui teman sebaya, dalam kehidupan di masyarakat, dan di sekolah.
e.Teknik
Membantu Siswa Bermasalah
bagi guru SD
yang berperan sebagai guru kelas, sekaligus pembimbing, penanganan dan
pencegahan prilaku bermasalah dapat ditempuh dengan mengembangakan dan
memelihara lingkungan belajar yang sehat.
Ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan guru untuk memperoleh lingkungan belajar yang sehat :
a. Memanfaatkan pembelajaran kelas
sebagai wahana untuk bimbingan kelompok. Dalam hal ini guru dapat bekerja sama dengan guru
lain di sekolah itu atau gru kelas lain.
b. Memanfatkan pendekatan-pendekatan kelompok
di dalam proses pembelajaran. Dalam hal
ini guru dapat menggunakan metode yang bervariasi yang memungkinkan murid
mengembangkan keterampilan kelompok seperti : sosiometri, diskusi, dan
simulasi.
c. Mengadakan konfrensi kasus dengan
melibatakan guru dan orang tua siswa. Konfrensi kasus ini dimaksudkan untuk
menemukan altematif pemecahan bagi kasus.
d. Menjadikan segi kesehatan mental sebagai
salah satu segi avaluasi. Evaluasi di sekolah seyoganya tidak hanya
melaksanakan kepada hasil belajar saja tetapi juga perlu memperhatikan
keperibadian murid. Walaupun hasil evaluasi kepribadian itu tidak dijadikan
factor penentu keberhasilan siswa.
e. Memasukkan aspek-aspek insaniah
dalam kurikulum, sebagai bagian terpadu dan bahan ajar yang harus disajikan
guru.
f. Menaruh kepedulian khusus
terhadap factor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan dalam
mengembangakan strategi pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar