BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1).
Pendidikan
mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia
memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Hal ini disesuaikan dengan
karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berfikir
abstrak.
Pengembangan
pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan kompetensi yang
berkaitan dengan aspek intelektual saja. Keterampilan sosial menjadi salah satu
faktor yang dikembangkan sebagai
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam pendidikan IPS.
B.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini ialah sebagai berikut:
o
Apa yang
dimaksud dengan IPS?
o
Apa tujuan
dari pembelajaran IPS di SD?
o
Bagaimana
karakteristik pembelajaran IPS di SD?
o
Mengapa kita
harus memperhatikan tujuan pembelajaran?
o
Bagaimana
kriteria pembelajaran yang efektif?
o
Apa hakikat
pembelajaran?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
o Untuk mengetahui pengertian pembelajaran IPS.
o Untuk mengetahui tujuan dari pembelajaran IPS.
o Mengetahui karakteristik pembelajaran IPS di SD.
o Agar dapat memahami tujuan pembelajaran.
o Dapat memahami kriteria dan hakikat pembelajaran.
o Membantu pembaca dalam memahami pembelajaran IPS
di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian IPS
pengertian IPS di
tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS
di sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS
untuk sekolah menengah atas (SMA). Pengertian IPS pada pendidikan dasar dan
menengah adalah penyederhanaan , adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisir dan disajikan secara alamiahdan
pedogogis/psikologis dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
IPS
pada sekolah dasar adalah terpadu
IPS
pada sekolah menengah adalah terkait
IPS
pada sekolah menengah atas adalah terpisah
Pengertian IPS
merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas kehidupan
manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus
kajian dari IPS. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi
masa lalu, sekarang dan masa depan. Pada intinya, fokus kajian IPS adalah
berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai
dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.
B.
Tujuan Dan
Karakteristik Pembelajaran IPS
Tujuan
mempelajari IPS
Ada tiga aspek
yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual,
kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual
lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan
akademik dan thinking skill. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial. Pengembangan kehidupan
sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai
anggota masyarakat.
Ada 3 kajian
utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD, yaitu:
1.
Pengembangan
Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa
dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan.
2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan
(1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu tindakan,
pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif.
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial
Dimensi yang
ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab dan
partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam membentuk warga
negara yang baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan
bermasyarakat.
Jadi tujuan
pembelajaran IPS adalah mengembangkan potensi peserta didik agar pekak terhadap
masalah sosial yang terjadidi masyarakatmemiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatihketerampilan untuk
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri
sendiri atau masyarakat
Karakterristik
pembelajaran IPS
·
IPS merupakan
gabungan /integrasi dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan
politik, kewarganegaran, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan,
dan agama.
·
Kompetensi
dasar IPS berasal dari struktur keilmuan seperti yang diatas, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu
·
Kompetensi
dasar IPS juga menyangkut berbgai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan interdisipliner dan multidisipliner
C. Kriteria
Pembelajaran yang Efektif
Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari cara pendidik mengajar dan peserta
didik belajar, sebab baik tidaknya hasil proses pembelajaran dapat dilihat dan
dirasakan oleh pendidik dan peserta didik sendiri. Proses belajar mengajar yang
dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik. Perubahan
perilaku ini menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk memperoleh
hasil seperti yang telah dikemukakan diatas, salah satu caranya adalah
meningkatkan kualitas belajar.
Untuk kegiatan
proses pembelajaran yang efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan, pendidik
dan peserta didik perlu menggunakan
cara-cara belajar yang efektif pula.
D. Hakikat
Pembelajaran
Pembelajaran pada
hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal
balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bantuk
komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang
terkait dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses sebab akibat. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab
utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan
belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu guru sebagai
figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga
dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan
efisien.
Pendidikan
merupakan proses yang berdimensi luas, yaitu dari sisi peserta didik, sebagai
pelaku yang belajar dan dari sisi pendidik/guru sebagai pelaku yang mengajar
atau membelajarkan. Hubungan pendidik dan peserta didik adalah hubungan
fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan
yang akan dicapai, baik pendidik maupun peserta didik memiliki tujuan
tersendiri. Meskipun demikian, tujuan pendidik dan tujuan peserta didik dapat
dipersatukan dengan tujuan instruksional.
Pada hakekatnya
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan tidak hanya membekali peserta
didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari itu yakni berupaya
membinna dan mengembangkan mereka menjadi sumber daya manusia indonesia yang
berketerampilan sosial dan berintelektual sebagai warga negara yang memiliki
perhatian srta kepedulian sosial yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan
nasional
E. Sumber
pembelajaran IPS
1.
Media Sebagai
Sumber Pembelajaran
Media sebagai
sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator dan
fasilitator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan
demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar guna
mencapai tujuan pembelajaran. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan
tentang media, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan
serta mengusahakan media dengan baik. Memilih dan menggunakan media harus
sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan yang lebih utama dapat
memperlancar pencapaian tujuan serta menarik minat siswa. Sebagai mediator,
guru pun menjadi perantara siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan
sehingga guru pun dituntut untuk memiliki keterampilan tentang komunikasi dan
berinteraksi. Sehingga siswa dikembangkan kemampuannya dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
2.
Kelas Sebagai
Sumber Belajar
Pada dasarnya
pengelolaan kelas merupakan suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
mempertahankan suasana kelas yang efektif bagi terselenggaranya kegiatan
belajar mengajar, yang keberhasilannya akan bergantung kepada : tujuan
pembelajaran, penggunaan waktu, pengaturan ruang dan sarana belajar serta
pengaturan kegiatan belajar siswa.
Dalam hal ini,
guru berperan sebagai pengelola kelas (learning manager) hendaknya memiliki
kemampuan untuk mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan
bagi siswa. Kelas sebagai sumber pembelajaran tidak terbatas pada pemeliharaan
dan penciptaan suasana belajar yang efektif, melainkan juga dapat dijadikan
sebagai tempat pameran hasil karya siswa. Kelas yang memiliki pajangan atau
pameran hasil karya siswa dapat menjadi tempat yang menarik dan dapat
memotivasi siswa untuk belajar. Melihat adalah bagian dari kegiatan belajar.
Para siswa belajar melalui kegiatan mendengar, melihat, meraba, mencium dan
berbuat. Hasil karya siswa yang baik akan mendorong para siswa untuk menggunakan panca indera
penglihatannya untuk belajar dengan membaca dan memanfaatkan hasil karya siswa
tersebut.
3.
Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan
sebagai sumber pembelajaran menuntut kreativitas guru untuk memanfaatkannya dan
mengeliminasi kebiasaan mengajar yang rutinitas dan monoton. Terdapat empat
jenis sumber pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan, yaitu:
masyarakat, lingkungan fisik, bahan sisa atau limbah dan peristiwa alam dan
sosial. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran mendorong siswa
untuk berpikir logis, sisitematis dan logis, karena dari lingkungan muncul
berbagai fenomena yang menarik dan menantang bagi siswa, oleh karena itu guru
dituntut memiliki keterampilan ke dalam kelas dan atau membawa siswa ke luar
kelas. (Winataputra U. S., 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar