Kamis, 13 Juni 2013

ips




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1).
Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berfikir abstrak.
Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual saja. Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan  sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam pendidikan IPS.














B.  Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini ialah sebagai berikut:
o  Apa yang dimaksud dengan IPS?
o  Apa tujuan dari pembelajaran IPS di SD?
o  Bagaimana karakteristik pembelajaran IPS di SD?
o  Mengapa kita harus memperhatikan tujuan pembelajaran?
o  Bagaimana kriteria pembelajaran yang efektif?
o  Apa hakikat pembelajaran?
C.  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
o  Untuk mengetahui pengertian pembelajaran IPS.
o  Untuk mengetahui tujuan dari pembelajaran IPS.
o  Mengetahui karakteristik pembelajaran IPS di SD.
o  Agar dapat memahami tujuan pembelajaran.
o  Dapat memahami kriteria dan hakikat pembelajaran.
o  Membantu pembaca dalam memahami pembelajaran IPS di SD












BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian IPS
pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS di sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk sekolah menengah atas (SMA). Pengertian IPS pada pendidikan dasar dan menengah adalah penyederhanaan , adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisir dan disajikan secara alamiahdan pedogogis/psikologis dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
IPS pada sekolah dasar adalah terpadu
IPS pada sekolah menengah adalah terkait
IPS pada sekolah menengah atas adalah terpisah
Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.

B.  Tujuan Dan Karakteristik Pembelajaran  IPS
Tujuan mempelajari IPS
Ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial. Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat.
Ada 3 kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD, yaitu:
1.   Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan.
2.   Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif.
3.   Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial
Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam membentuk warga negara yang baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi tujuan pembelajaran IPS adalah mengembangkan potensi peserta didik agar pekak terhadap masalah sosial yang terjadidi masyarakatmemiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatihketerampilan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat
Karakterristik pembelajaran IPS
·    IPS merupakan gabungan /integrasi dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaran, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.
·    Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan seperti yang diatas, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu
·    Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbgai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner

C.    Kriteria Pembelajaran yang Efektif
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari cara pendidik mengajar dan peserta didik belajar, sebab baik tidaknya hasil proses pembelajaran dapat dilihat dan dirasakan oleh pendidik dan peserta didik sendiri. Proses belajar mengajar yang dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik. Perubahan perilaku ini menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk memperoleh hasil seperti yang telah dikemukakan diatas, salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas belajar.
Untuk kegiatan proses pembelajaran yang efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan, pendidik dan peserta didik perlu menggunakan  cara-cara belajar yang efektif pula.
D.    Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bantuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses sebab akibat. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu guru sebagai figur sentral, harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan efisien.
Pendidikan merupakan proses yang berdimensi luas, yaitu dari sisi peserta didik, sebagai pelaku yang belajar dan dari sisi pendidik/guru sebagai pelaku yang mengajar atau membelajarkan. Hubungan pendidik dan peserta didik adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan yang akan dicapai, baik pendidik maupun peserta didik memiliki tujuan tersendiri. Meskipun demikian, tujuan pendidik dan tujuan peserta didik dapat dipersatukan dengan tujuan instruksional.
Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai bidang pendidikan tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari itu yakni berupaya membinna dan mengembangkan mereka menjadi sumber daya manusia indonesia yang berketerampilan sosial dan berintelektual sebagai warga negara yang memiliki perhatian srta kepedulian sosial yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional
E.     Sumber pembelajaran IPS
1.   Media Sebagai Sumber Pembelajaran
Media sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan baik. Memilih dan menggunakan media harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan yang lebih utama dapat memperlancar pencapaian tujuan serta menarik minat siswa. Sebagai mediator, guru pun menjadi perantara siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sehingga guru pun dituntut untuk memiliki keterampilan tentang komunikasi dan berinteraksi. Sehingga siswa dikembangkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2.   Kelas Sebagai Sumber Belajar
Pada dasarnya pengelolaan kelas merupakan suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan suasana kelas yang efektif bagi terselenggaranya kegiatan belajar mengajar, yang keberhasilannya akan bergantung kepada : tujuan pembelajaran, penggunaan waktu, pengaturan ruang dan sarana belajar serta pengaturan kegiatan belajar siswa.
Dalam hal ini, guru berperan sebagai pengelola kelas (learning manager) hendaknya memiliki kemampuan untuk mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa. Kelas sebagai sumber pembelajaran tidak terbatas pada pemeliharaan dan penciptaan suasana belajar yang efektif, melainkan juga dapat dijadikan sebagai tempat pameran hasil karya siswa. Kelas yang memiliki pajangan atau pameran hasil karya siswa dapat menjadi tempat yang menarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Melihat adalah bagian dari kegiatan belajar. Para siswa belajar melalui kegiatan mendengar, melihat, meraba, mencium dan berbuat. Hasil karya siswa yang baik akan mendorong  para siswa untuk menggunakan panca indera penglihatannya untuk belajar dengan membaca dan memanfaatkan hasil karya siswa tersebut.
3.   Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan sebagai sumber pembelajaran menuntut kreativitas guru untuk memanfaatkannya dan mengeliminasi kebiasaan mengajar yang rutinitas dan monoton. Terdapat empat jenis sumber pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan, yaitu: masyarakat, lingkungan fisik, bahan sisa atau limbah dan peristiwa alam dan sosial. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir logis, sisitematis dan logis, karena dari lingkungan muncul berbagai fenomena yang menarik dan menantang bagi siswa, oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan ke dalam kelas dan atau membawa siswa ke luar kelas. (Winataputra U. S., 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar