Minggu, 02 Juni 2013

menciptakan guru profesional



MAKALAH
Menciptakan Guru Profesional
Tugas Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen : Setiawan Pujiono, M. pd


Ujang Erianto
( 12108249045 )




Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Defenisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Menurut hazkew ( dalam Uno, 2010 :15) guru merupakan seseorang yang mempunyai  kemampuan dalam menata dan mengola kelas. Dan menurut grambs ( dalam Uno, 2010 : 15 ) guru merupakan mereka secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan. ( Menurut Ngainun naim 2009 : 1 ) guru merupakan sosok yang reala mencurahkan sebagaian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material, misalnya, sangat jauh diharapkan. Jadi, guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbigng peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Rumusan masalah
Dalam menciptakan guru prefesional masih ada kendala atau masalah, masalah menciptakan guru prefesional yaitu, masalah kompetensi profesional yang terdiri dari kompetensi pribadi, guru belum bisa mengusai pengetahuan yang akan diajarkannya kepada peserta didi secara benar dan kurang bertanggung jawab. Masalah kompetensi sosial, berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk hidup etis. Guru guru tidak dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan tidak tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik, guru juga tidak bisa memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik. Masalah kopentensi mengajar berdasarkan peran guru untuk mengolah proses pembelajaran masih kurang dalam kemampuan, merancang sistem pendidikan, masih kurang melaksanak sistem pembelajaran, kurang mengevaluasi sistem pembelajaran, dan kurang mengembangkan sistem pembelajaran dengan baik.
Tujuan
1.      Untuk mengetahui hakekat profesi guru
2.      Untuk mengetahui kompetensi profesional
3.      Untuk mengetahui kompetensi sosial
4.      Untuk mengetahui kompetensi mengajar
5.      Untuk mengetahui upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk membantu guru menjadi guru profesi atau menjadi guru profesional



BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat profesi guru
Guru merupakan sesuatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khususnya sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada pernyataannya masih terdapat hal-hal tersebut diluar kependidikan. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar dia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu :
1.      Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan media dan sumber belajara yang bervarasi.
2.      Guru harusa dapat membangkitkan minat peserta didik dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3.      Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik ( kegiatan apersiepsi ), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterima.
4.      Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
5.      Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat melaksanakan unit pelajaran secara berulang-ulang hinggap tanggapan peserta didi menjadi jelas.
6.      Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7.      Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati atau meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didaptnya.
8.      Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
9.      Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapt melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan pervaikan dan pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesar, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbingan yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi.
Guru sebagai contoh suri teladan
Pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukan oleh peserta didik harus dipengaruhi oleh latar belakan pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan prilaku peserta didik.
Guru harus menjadi contoh telada bagi peserta didik, karena pada dasarnya guru meruakan representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapta digugu dan ditiru. Seorang guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar yang dapat ditunjukan oleh peserta didiknya, maka perlu adanya perubaha kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar siswa di atanranya sebagai berikut :
1.      Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru ( calon guru ) yang tepat merasa puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi ( ceramah ) dan terlalu mendominasi kegiatan belajar peserta didik.
2.      Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang mendapatkan kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan menantang peserta untuk berfikir dan bekerja.
3.      Mengubah dari sekadar metode cerama dengan berbagai variasi metode yang lebih relavan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan menerima informasi ( diceramahi ) guru, atau baru belajar kalau ada guru.
4.      Guru hendaknya mampu mempersiapkan berbagai jenis sumber belajar sehingga peserta didik dapat belajar sevara mandiri dan berkelompok, percaya diri, terbuka untuk saling memberi dan menerima mengolah sendiri informasi.
A.    Kompetensi dan tugas guru
Profeisionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar ( kariman, 2002 ). Pada umunya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesioanal akan menerapkan pelajaran dengan melakukan” untuk menggatikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Dalam suasana seperti itu, peserta didk secara aktif dilibatkan dalam memcahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi serta menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang lainnya.
Berikut ini ( hamzah 2010 : 18 ) akan menguraikan tentang kompetensi profesional yang harus menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugasnya
1.      Kompetensi profesional
Kompetensi profesional seorang guru merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seornag guru agar dapat melaksanak tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru , terdiri dari 3 yaitu.
a)      Kompetensi pribadi
Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk tuhan. Guru wajib menguasai pengetahuan yang akan diajarkannya kepada peserta didik secara benar dan bertanggung jawab. Guru harus memiliki pengetahuan penunjang tentang kondisi fisiologi, psikologi, dan pedagogis dari para peserta didi yang dihadapinya.
Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan utnuk memperlakukan mereka secara individual.
b)      Kompetensi sosial
Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis, guru haru dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi [ada doro ,asog-masing peserta didik. Guru harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar di tentukan oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik tersebut. Instruktur hanya bertugas untuk melayani mereka sesuai kebutuhan mereka masing-masing. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman.
c)      Kompetensi profesional mengajar
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan yaitu.
1.      Merancanakan sistem pembelajaran dalam bentuk merumuskan tujuan, memilih prioritas materi yang akan diajarkan, memilih dan menggunakan metode, menggunakan sumber belajar yang ada, memilih dan menggunakan media pembelajaran.
2.      Melasksanakan sistem pembelajaran, memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat dan menyajikan urutan pembelajaran secara tepat.
3.      Mengevaluasi sistem pembelajaran, memilih dan menyusun jenis evaluasi, melaksanak kegiatan evaluasi sepanjang proses, dan mengadministrasikan hasil evaluasi.
4.      Mengembangkan sistem pembelajaran, mengoptimalisasi potensi peserta didik, meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri, mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas ( 1999 ) sebagai berikut.
1.      Mengembangkan kepribadian
2.      Menguasai landasan kependidikan
3.      Menguasani bahan pelajaran
4.      Menyusun program pengajaran
5.      Melaksanak program pengajaran.
6.      Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakn
7.      Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
8.      Menyelenggarakan program bimbingan
9.      Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
10.  Menyelenggarakan adminitrasi sekolah.
2.seperangkat tugas guru
Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru disekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangan mulai dari sebagai makhluk bermain, sebagai makhluk remaja berkarya, dan sebagai makhluk berpikir dewasa. 

Masyarakat menempatkan guru pada tempat lebih terhormat di lingkunganya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila. Sedangkan secara khusus tugas dalam proses pembelajaran tatap muka sebagai berikut.
1)      Tugas pengajar sebagai pengola pembelajaran
a.       Tugas manajeral
Menyangkut fungsi adminitrasi ( memimpin kelas ), baik internal maupun eksternal, seperti berhubungan dengan peserta didik, alat perlengkapan kelas, dan tindakan-tindakan profesional.
b.      Tugas edukasional
Menyangkut fungsi mendidik bersifat motivasional, pendisiplinan, sangsi sosial ( tindakan hukuman )

c.       Tugas instruksional
Menyangkut fungsi mengajar bersifat penyampaian materi, pemberian tugas-tugas pada peserta didik, mengawasi dan memriksa tugas.
2)      Tugas pengajar sebagai pelaksana
Secara umum tugas guru sebagai pengola pembelajaran merupakan menyediakan dan menggunakan fassilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasi yang baik. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat menantang dan merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan
Sedangkan secara khusus, tugas sebagai pengolah proses pembelajaran sebagai berikut
a.       Menilai kemajuan prrogram pembelajaran
b.      Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar sambil bekerja
c.       Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat belajar
d.      Mengkomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta
e.       Mengkordinasikan, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas.
f.       Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu
g.      Bertindak sebagai manusia sumber.
h.      Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari
i.        Mengarahkan peserta didik agar mandiri ( memberikan kesempatana pada peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan pada guru )
j.        Mampu memimpin kegiatan berlajar yang efektif dan efesien untuk mencapai hasi optimal
B.     Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia pendidikan. banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1.      Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu "membangun"manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup Gaji yang memadai. Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih berkonsentrasi pada profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan rumah tangganya serta khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru mempunyai waktu yang cukup untukmempersiapkan diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih berhasil.
2.      Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru.
3.      Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memperdalam pengetahuannya.
4.      Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
5.      Penciptaan waktu luang. Waktu luang (leisure time) sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi "penganggur terhormat", dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal).
6.      Memahami tuntutan standar profesi yang ada, Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara. Kedua, sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belaiar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.
7.      Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, Kemudian upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melalui in-service tarining dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.
8.      Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.
9.      Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen, Selanjutnya upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelavanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik vang didanai. diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.
10.  Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies). Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Guru adalah sesuatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khususnya sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidikan. Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia pendidikan. banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1.                  Peningkatan kesejahteraan.
2.                  Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu.
3.                  Penyelenggaraan pelatihan dan sarana
4.                  Pembinaan perilaku kerja
5.                  Penciptaan waktu luang
6.                  Memahami tuntutan standar profesi yang ada
7.                  Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
8.                  Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi
9.                  Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen
10.              Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
B.     Saran
Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah profesionalisme guru ,setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Marilah kita belajar untuk menjadi calon guru yang profesional.
C.     Daftar Pustaka
H. hamzah B. Uno. 2010. Profesi kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dimiyati, M. 1989. Landasan Pendidikan. Jakarta : Dirjen DIKTI, P2LPTK.
Dahar. Ratna Willis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Djojonegoro, Wardiman. 1996. Tenaga Kependidikan yang Bermutu dan Relavan Dengan Pembangunan Masyarakat Industri dan Perbandingan Bebas Sambutan Mendikbud pada Rakernas ISPI. Jakarta : 17 mei.
Surya M.Kapaita selekta Kependidikan Universitas Terbuka. Jakarta. 2007
Suara Daerah Edisi Oktober 2007
UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar