Kamis, 13 Juni 2013

pendidikan karakter



BAB II
PEMBAHASAN
1.  Pengertian Pendidikan Karakter
Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas adalah bawaan ,Hati , jiwa , kepribadian ,budi pekerti , perilaku ,personalitas,sifat, tabiat, tempramen ,watak” Adapun berkarakter adalah Berkepribadian , berperilaku,bersifat , bermartabat, dan berwatak
Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan  pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan untuk membentuk  pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan   warga negara yang baik.
Menurut Tadkiroatun Musfiroh ( UNY ,2008 )karakter mengacu kepada serangkaian sikaBerdasarkan pembahasan di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.



2.  Cara Membentuk Karakter
Membentuk karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Seorang siswa tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Ada tiga pihak yang mempunyai peran penting, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam pembentukan karakter, ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, seorang siswa mengerti baik dan buruk. Ia mengerti tindakan apa yang harus diambil serta mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, ia mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Ketiga, siswa di dalam lingkungannya mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya.
Karakter-karakter yang baik harusnya dapat dipelihara. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter seorang siswa adalah dirumah. Ketika usia mereka di bawah tujuh tahun adalah masa terpenting dalam menanamkan karakter pada anak.  Dalam hal ini, orang tua (keluarga) perlu menanamkan karakter tersebut sehingga pembangunan watak, akhlak atau karakter tumbuh dan dapat berkembang dalam kesehariannya.
Selanjutnya, dalam membangun karakter seorang siswa, pihak sekolah perlu memperhatikan aturan dan tata tertib yang berlaku disekolah. Di era globalisasi ini, banyak sekolah yang sudah jarang sekali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila sehingga hubungan antara guru dan siswa tidak begitu akrab. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu memperhatikan pembinaan sikap dan karakter masing-masing siswa dengan cara membina dan meningkatkan intelektualisme dan profesionalisme. Selain itu, pihak sekolah juga dapat menerapkan nilai-nilai karakter pada siswa dengan membuat aturan dan tata tertib yang dapat menumbuhkan karakter-karakter baik
Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sangat baik diterapkan, terutama bagi seorang siswa. Dengan adanya pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang siswa akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan seorang siswa dalam menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Selain itu, pendidikan karakter adalah kunci keberhasilan individu.
Karakter tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan keharmonisan dari olah HATI (kejujuran dan rasa tanggung jawab), PIKIR (kecerdasan), RAGA (kesehatan dan kebersihan), serta RASA (kepedulian) dan KARSA (keahlian dan kreativitas).
3.  Tujuan ,Fungsi , dan Media Pendidikan Karakter
Sebernarnya pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong  royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan takut akan Tuhan. Adapun fungsi-fungsi pendidikan karakter, antara lain:
A.  Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik , dan  berperilaku baik.
B.  Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur.
C.  Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter di lakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga ,satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
4.  Dampak Pendidikan Karakter
Menurut Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.
menurut Joseph Zins. Buku ini mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

5.  Prinsip Pendidikan Karakter
Berikut ini adalah  prinsip-prinsp pendidikan karakter.
a)  Komunitas sekolah mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai landasan karakter yang baik.
b)  Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara komprehensif,  di dalamnya  mencakup berpikir (thinking), merasa (feeling), dan melakukan (doing).
c)  Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki kepedulian tinggi.(caring)
d)  Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para siswanya untuk melakukan berbagai tindakan moral (moral action).
e)  Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang, dapat menghargai dan menghormati seluruh  peserta didik, mengembangkan karakter mereka, dan berusaha membantu mereka untuk meraih berbagai kesuksesan.
f)   Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri  yang kuat
g)  Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah komunitas belajar etis yang senantiasa  berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah disepakati. Mereka menjadi  sosok teladan bagi para siswa.
h)  Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan dukungan penuh terhadap gagasan  pendidikan karakter dalam jangka panjang.
i)   Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter

6.  Indikator Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada siswa dan membiasakan mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Berikut  indikator pendidikan karakter bangsa sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter pada siswa:
Ø Religius, adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Ø Jujur, adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
Ø Toleransi, adalah sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
Ø etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Ø Disiplin, adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Ø Kerja Keras, adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Ø Kreatif, adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk  menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
Ø Demokratis, adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Ø Rasa ingin tahu, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
Ø Cinta tanah air, adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Ø Menghargai prestasi, adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,  mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
Ø Bersahabat/komuniktif, adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Ø Cinta damai, adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
Ø Peduli lingkungan, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Ø Peduli sosial, adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Ø Tanggung jawab, adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.


7.  Tips untuk Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah
Berikut adalah tips untuk sukses menerapkan pendidikan berbasis karakter di sekolah.
Ø Staf pengajar dan administrasi termasuk tenaga kebersihan dan keamanan mendiskusikan nilai-nilai yang dianut, Nilai-nilai ini merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang diyakini sekolah.
Ø Siswa dan guru mengembangkan nilai-nilai yang dianut di kelas masing-masing.
Ø Pembiasaan penerapan nilai di setiap kesempatan
Ø Mendiskusikan masalah yang terjadi apabila ada pelanggaran
Ø Mendiskusikan masalah dengan orang tua apabila masalah dengan anak adalah masalah besar atau masalahnya tidak selesai






























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Karakter mempunyai banyak arti, diantaranya, kemampuan untuk mengatasi secara efektif situasi sulit, tidak enak atau tidak nyaman, atau berbahaya. Dengan pengertian tersebut karakter menuntut kecerdasan otak, kepekaan nurani, kepekaan diri dan lingkungan, kecerdasan merespon, dan kesehatan, kekuatan, dan kebugaran jasmani. Pembentukan karakter pada anak dimulai sejak anak berusia dini. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap karakter anak. Pembentukan ini juga seiring dengan perkembangan kognitif pada anak, yang pada dasarnya adalah perubahan dari keseimbangan yang telah dimiliki ke arah keseimbangan baru yang diperolehnya. Dengan perkembangan itu seorang siswa dengan cepat dapat menerima karakter yang baik. Lingkungan sekolah tentunya berperan besar dalam pembentukan karakter pada anak. Intensitas pertemuan yang hampir setiap hari dengan guru dan teman-teman sekolah tentunya membuat anak mencari-cari dirinya melalui hal yang mereka lihat, rasakan, dengar, dan tiru dari lingkungan sekitar.
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang baik terhadap tuhan yang maha esa, dirinya ,sesama lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional. Pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi ( pengetahuan ) dirinya dan di sertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

B.  Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan bahwa :
a.   Pendidikan karakter sebaiknya harus ditanamkan sejak kecil pada anak agar karakter-karakter baik dapat bertumbuh dalam dirinya.
b.  Lingkungan sekolah yang positif dapat membantu seorang siswa dalam membangun karakternya. Oleh arena itu, pihak sekolah hendaknya menciptakan lingkungan sekolah yang positif.
c.   Sebaiknya, guru sebagai orang tua siswa di sekolah dapat menanamkan pendidikan karakter kepada mereka dengan cara memberi teladan dan disiplin tentang pendididkan karakter yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar