BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendidikan Karakter
Pengertian karakter
menurut pusat bahasa Depdiknas adalah bawaan ,Hati , jiwa , kepribadian ,budi
pekerti , perilaku ,personalitas,sifat, tabiat, tempramen ,watak” Adapun
berkarakter adalah Berkepribadian , berperilaku,bersifat , bermartabat, dan
berwatak
Menurut Tadkiroatun
Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
Menurut T. Ramli (2003),
pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang
bertujuan untuk membentuk pribadi anak,
supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.
Menurut Tadkiroatun
Musfiroh ( UNY ,2008 )karakter mengacu kepada serangkaian sikaBerdasarkan
pembahasan di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan
upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu
peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
2.
Cara Membentuk Karakter
Membentuk karakter,
merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Seorang siswa tumbuh menjadi
pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula.
Ada tiga pihak yang mempunyai peran penting, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dalam pembentukan karakter, ada tiga hal yang berlangsung secara
terintegrasi. Pertama, seorang siswa mengerti baik dan buruk. Ia mengerti
tindakan apa yang harus diambil serta mampu memberikan prioritas hal-hal yang
baik. Kedua, ia mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan
buruk. Ketiga, siswa di dalam lingkungannya mampu melakukan kebajikan dan
terbiasa melakukannya.
Karakter-karakter yang
baik harusnya dapat dipelihara. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk
membentuk karakter seorang siswa adalah dirumah. Ketika usia mereka di bawah
tujuh tahun adalah masa terpenting dalam menanamkan karakter pada anak. Dalam hal ini, orang tua (keluarga) perlu
menanamkan karakter tersebut sehingga pembangunan watak, akhlak atau karakter
tumbuh dan dapat berkembang dalam kesehariannya.
Selanjutnya, dalam
membangun karakter seorang siswa, pihak sekolah perlu memperhatikan aturan dan
tata tertib yang berlaku disekolah. Di era globalisasi ini, banyak sekolah yang
sudah jarang sekali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila sehingga hubungan
antara guru dan siswa tidak begitu akrab. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu
memperhatikan pembinaan sikap dan karakter masing-masing siswa dengan cara
membina dan meningkatkan intelektualisme dan profesionalisme. Selain itu, pihak
sekolah juga dapat menerapkan nilai-nilai karakter pada siswa dengan membuat
aturan dan tata tertib yang dapat menumbuhkan karakter-karakter baik
Pentingnya Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter sangat
baik diterapkan, terutama bagi seorang siswa. Dengan adanya pendidikan karakter
yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang siswa akan menjadi
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan
seorang siswa dalam menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah
dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan
untuk berhasil secara akademis. Selain itu, pendidikan karakter adalah kunci
keberhasilan individu.
Karakter tersebut
diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan
keharmonisan dari olah HATI (kejujuran dan rasa tanggung jawab), PIKIR
(kecerdasan), RAGA (kesehatan dan kebersihan), serta RASA (kepedulian) dan
KARSA (keahlian dan kreativitas).
3.
Tujuan ,Fungsi , dan Media Pendidikan Karakter
Sebernarnya pendidikan
karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan takut akan Tuhan. Adapun
fungsi-fungsi pendidikan karakter, antara lain:
A.
Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran
baik , dan berperilaku baik.
B.
Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultur.
C.
Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
pergaulan dunia.
Pendidikan karakter di
lakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga ,satuan pendidikan, masyarakat
sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
4.
Dampak Pendidikan Karakter
Menurut Dr. Marvin
Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan
motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang
menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat
dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku
negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.
menurut Joseph Zins. Buku
ini mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif
kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada
sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor
resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi
pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan
bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.
5.
Prinsip Pendidikan Karakter
Berikut ini adalah
prinsip-prinsp pendidikan karakter.
a)
Komunitas sekolah mengembangkan dan meningkatkan
nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai landasan karakter yang baik.
b)
Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara
komprehensif, di dalamnya mencakup berpikir (thinking), merasa
(feeling), dan melakukan (doing).
c)
Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki
kepedulian tinggi.(caring)
d)
Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para
siswanya untuk melakukan berbagai tindakan moral (moral action).
e)
Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan
menantang, dapat menghargai dan menghormati seluruh peserta didik, mengembangkan karakter mereka,
dan berusaha membantu mereka untuk meraih berbagai kesuksesan.
f)
Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri yang kuat
g)
Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah
komunitas belajar etis yang senantiasa
berbagi tanggung jawab dan mematuhi nilai-nilai inti yang telah
disepakati. Mereka menjadi sosok teladan
bagi para siswa.
h)
Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan
dukungan penuh terhadap gagasan
pendidikan karakter dalam jangka panjang.
i)
Sekolah melibatkan keluarga dan anggota masyarakat
sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter
6.
Indikator Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bangsa
bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada siswa dan membiasakan
mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Berikut indikator pendidikan karakter bangsa sebagai
bahan untuk menerapkan pendidikan karakter pada siswa:
Ø Religius, adalah sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Ø Jujur, adalah perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
Ø Toleransi, adalah sikap
dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku,
Ø etnis,pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Ø Disiplin, adalah tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
Ø Kerja Keras, adalah
perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Ø Kreatif, adalah berpikir
dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
Ø Demokratis, adalah cara
berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Ø Rasa ingin tahu, adalah
sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
Ø Cinta tanah air, adalah
cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
Ø Menghargai prestasi,
adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, mengakui,
dan menghormati keberhasilan orang lain.
Ø Bersahabat/komuniktif,
adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
Ø Cinta damai, adalah sikap,
perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya
Ø Peduli lingkungan, adalah
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
Ø Peduli sosial, adalah
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
Ø Tanggung jawab, adalah
sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
7.
Tips untuk Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah
Berikut adalah tips untuk sukses menerapkan pendidikan
berbasis karakter di sekolah.
Ø Staf pengajar dan
administrasi termasuk tenaga kebersihan dan keamanan mendiskusikan nilai-nilai
yang dianut, Nilai-nilai ini merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang
diyakini sekolah.
Ø Siswa dan guru
mengembangkan nilai-nilai yang dianut di kelas masing-masing.
Ø Pembiasaan penerapan nilai
di setiap kesempatan
Ø Mendiskusikan masalah yang
terjadi apabila ada pelanggaran
Ø Mendiskusikan masalah
dengan orang tua apabila masalah dengan anak adalah masalah besar atau
masalahnya tidak selesai
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Karakter mempunyai banyak
arti, diantaranya, kemampuan untuk mengatasi secara efektif situasi sulit,
tidak enak atau tidak nyaman, atau berbahaya. Dengan pengertian tersebut
karakter menuntut kecerdasan otak, kepekaan nurani, kepekaan diri dan
lingkungan, kecerdasan merespon, dan kesehatan, kekuatan, dan kebugaran
jasmani. Pembentukan karakter pada anak dimulai sejak anak berusia dini.
Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap
karakter anak. Pembentukan ini juga seiring dengan perkembangan kognitif pada
anak, yang pada dasarnya adalah perubahan dari keseimbangan yang telah dimiliki
ke arah keseimbangan baru yang diperolehnya. Dengan perkembangan itu seorang
siswa dengan cepat dapat menerima karakter yang baik. Lingkungan sekolah
tentunya berperan besar dalam pembentukan karakter pada anak. Intensitas
pertemuan yang hampir setiap hari dengan guru dan teman-teman sekolah tentunya
membuat anak mencari-cari dirinya melalui hal yang mereka lihat, rasakan,
dengar, dan tiru dari lingkungan sekitar.
Individu yang berkarakter
baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang baik
terhadap tuhan yang maha esa, dirinya ,sesama lingkungan, bangsa dan negara
serta dunia internasional. Pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (
pengetahuan ) dirinya dan di sertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan bahwa :
a.
Pendidikan karakter sebaiknya harus ditanamkan sejak
kecil pada anak agar karakter-karakter baik dapat bertumbuh dalam dirinya.
b.
Lingkungan sekolah yang positif dapat membantu seorang
siswa dalam membangun karakternya. Oleh arena itu, pihak sekolah hendaknya
menciptakan lingkungan sekolah yang positif.
c.
Sebaiknya, guru sebagai orang tua siswa di sekolah dapat
menanamkan pendidikan karakter kepada mereka dengan cara memberi teladan dan
disiplin tentang pendididkan karakter yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar