Minggu, 03 November 2013

pengamatan praktikum konsep dasar IPA







PENGAMATAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA



Ujang erianto 12108249045





Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta


Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa,berkat rahmat dan karunianya saya bisa mengejarkan tugas ips dengan tepat waktu,yang bermateri “Sistem saraf dan panca indra pada hewan “
Makalah ini kami buat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari konsep dasai IPS dengan harapan  dapat di mengerti dan di pahami oleh si pembaca.
Kami, menyusun  menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan, maka dari itu kami minta maaf bila ada kekurangan dan kesalahan.                       

Oleh karena itu,kami penulis  mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi sempurnanya penulisan makalah ini.



















Daftar isi
Kata pengantar .........................................................................................................1
Daftar isi ...................................................................................................................2
BAB I
Latar belakang..............................................................................................................3
BAB II ( pembahasan )
Sistem saraf pada hewa .............................................................................................4
Panca indera pada hewan ...........................................................................................5
BAB II  ( Penutup )
Kesimpulan .................................................................................................................

















BAB I
1.      Latar belakang
Latar belakang Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel.
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
Pada hewan vetebrata mereka memiliki sistem koodinasi atau alat indera yang sempurna. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau kulit sebagai indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra pendengar. Begitu juga pada manusia. Kita memiliki hidung, mata kulit atau tangan dan telinga untuk menjalankan fungsinya masing- masing sesuai dengan kegunaannya







BAB II
SISTEM SARAF PADA HEWAN
Pada hewan unisel, sebuah sel mengenban tugas yang sangat beratkarena harus melaksanakan semua aktivitas hidup. Seiring dengan adanya evolusin dari organisme unisel sederhana menjadi organisme multisel yang lebih kompleks, beban berat sel pun dapat dikurangi. Organisme multisel telah mengelami perkembangan struktur dan fungsi khusus pada berbagai organ, antara lain pada siste sirkulasi dan pencernaan.

A.    Neuron Atau Sel Syaraf
Neuron atau sel syaraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sistem syaraf. Neuran erupakan sel fungsional pada siste syqraf, yang bekerja dengan menghasilkan potensialaksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel syaraf dalam memindahkan informasi, fungsi kendali dan koordinasi tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel syaraf didukung oleh sel glia. Se glia merupakan sel yang berkaitan berat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam penjelaran impuls. Sel glia berfungsi untuk menjamin agar kondisi ionikdi sekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel Schwann. Sel ini merupakan salah satu jenis sel glia yang berfungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang diseebut selubung mielin.
Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibagi tiga macam, yaitu: Neuron motorik, Neuro sensorik, Neuron interneuron.
1.      Neuron motorik
Sel araf yang membawa rangsagan dari pusat ke daerah tepi (perifer tubuh)
2.    Neuro sensorik
Sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsangan dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau mendula spinalis )
3.     Neuron interneuron atau sel penghubung
Sel saraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron motori dan sensorik.
Ketiga neuron tersebut tersusun dengan khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi.

B.     Komponen Penyusun Sistem Saraf
Berbgai bangunan yang dapat ditemukan sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf, pleksus, dan ganglia.
1.      Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak. Contoh serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut campuran terdiri atas sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik.
2.      Pleksus merupakan jaringa serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus dapat ditemukan adanya badan sel saraf, meskipun tidak selalu. Pleksus dapat ditemukan pada coelenterata, stenopara, dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai sistem sistem saraf pusat.
3.      Ganglia yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat dan memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.

C.     Fisiologi Saraf
Telah disebutkan bahwa sistem sel saraf adalah sel saraf yang berfungsi untuk menjalarkan rasangan. Pada keadaan istirihat, sel saraf dikatakan berada dalam keadaan polar, yaitu keadaan sedang tidak menjalarkan ransangan. Keadaan polar ini ditadai dengan adanya muatan yang lebih negatif disisi dalam membran dan lebih positif di sisi luar membran. Dalam keadaan semacam itu, membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap ion natrium (Na+) dan permeabel terhadap ion kalium (K+).

Besarnya potensial membran yang diukur saat sel dalam keadaan istirahat perbedaan potensial tersebut disebabkan oleh adanya distribusi ion natriun dan kalium yang tidak seimbang di antara kedua sisi membran sel saraf.

Depolarisasi : 1. Rangsang. 2.  Impuls : gejala perubahan elektrokimia khas yang terjadi pada membran yang dirangsang. 3.  Potensial aksi : potensial membran yang diukur pada saat sel terdepolarisasi.

D.    Perpindahan Impuls Melintasi Sinaps
Impuls dapat menjalar/menyebar dari tempat awal pembentukannya hingga ke ujung akson, bahkan menyebar ke sel saraf lain, sel otot, sel kelenjar. Impuls yang menjalar dari suatu sel saraf ke sel yang lain pasti melintas senaps. Sapins merupakan tempat pertemuan antara akson dari suatu sel saraf dengan sel saraf lainnya atau dengan sel. Kemudian menjadi transmisi sinaptik. Transmisi sinaptik terbagi menjadi dua yaitu : transmisi elektrik  (pada sinaps elektrik), transmisi kimia (pada sinaps kimiawi)
1.      Transmisi elektrik  merupakan Penjalaran impuls dengan cara konduksi langsung pada sinaps yang memiliki celah sempit. Sinaps yang bekerjadengan cara transmisi elektrik disebut sinaps elektrik. Pada invertebrata (misalnya Artropoda dan Annelida) dan vertebrata (ikan).Pada ikan, sinaps elektrik berperan penting dalam proses melarikan diri.
2.      Transmisi kimiawi merupakan Penjalaran impuls dengan bantuan neurotransmiterpada sinaps yang memiliki celah lebar. Sinaps yang bekerjadengan cara transmisi kimia disebut sinaps kimia.

E.     Organisasi Sistem Saraf
Seraf merupakan salah satu kamponen sistem koordinasi pada tubuh hewan. Sistem saraf dapat dilukiskan sebagai kumpulan neuron yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh. Organisasi sistem saraf pada hewan sangat bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan tubuh masing-masing hewan.
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson. Dendrit berfungsi sebagai reseptor dan ujung akson membentuk sinapsdengan berupa jenis sel efektor (antara lain sel otot).

F.      Sistem Saraf Pada Unisel Atau Bersel Satu
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya
SISTEM INDRA PADA HEWAN
1.      Pengertian Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
 Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
2.      Sistem Indra Pada Hewan
A.    Sistem Indra Pada Hewan Vetebrata
Veterbrata memiliki sistem indera yang lebih berkembang dari hewan invetebrata. Berikut ini penjelasan indera pada ikan, katak, burung dan mamalia.
1.      Sistem Indra pada Ikan
Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air.
Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Indera pencium pada ikan terdapat didekat mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan indra pendengar ini kurang berkembang dengan baik.
2.      Sistem Indra pada katak
Pada katak indera penglihatan dan indera pencium berkembang lebih baik dari pada organ indera lainnya. Inder apenglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan membran tembus cahaya yang disebut membran niktitans.
Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indera pendengar pada katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian telinga paling luar berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng berfungsi menangkap getaran suara.
3.      Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf pencium.
4.      Sistem Indra pada Burung
Indera pada burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.
5.      Sistem Indra pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz.
B.     Sistem Indra Hewan Invertebrata
Sistem indera invetebrata masih sangat sederhana. Berikut inio dijelaskan sistem indera protozoa. Coulenterata, Molusca, cacing pipih, cacing tanah dan serangga.
1.      Sistem Indra pada Hewan bersel Satu (Protozoa)
Pada umumnya tidak memiliki indera, tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.
2.      Sistem Indra pada Hewan Berongga (Coelenterata)
Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka tehadap cahay serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba.
3.      Sintem Indra pada Hewan Lunak (Mollusca)
Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada sepasang antenna yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indera peraba.
4.      Sistem Indra pada Cacing Pipih
Cacing pipih, contohnya planaria memiliki sepasang bintik mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata tersebut sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung bergerak menjahui cahaya.

5.      Sistem Indra pada Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki indera penerima rangsangan yang cukup baik. Indera tersebut berada di permukaan tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif terhadap rangsangan cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas), terutama pada bagian anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah juga peka terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat- zat kimia, dan suhu.
6.      Sistem Indra pada Serangga
 Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok, yakni :
1.      Kemoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah). Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.
2.      Mekanoreseptor
Yaitu alata indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga). Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.


3.      Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.





















BAB III
Kesimpulan
Pada hewan unisel, sebuah sel mengenban tugas yang sangat beratkarena harus melaksanakan semua aktivitas hidup. Seiring dengan adanya evolusin dari organisme unisel sederhana menjadi organisme multisel yang lebih kompleks, beban berat sel pun dapat dikurangi. Organisme multisel telah mengelami perkembangan struktur dan fungsi khusus pada berbagai organ, antara lain pada siste sirkulasi dan pencernaan.
Bagian dari koordinasi lain adalah sistem indera. Setiap organism memiliki alat indera pada tubuhnya. Indera adalah bagian dari tubuh yang mampu menerima rangsangan tertentu. Fungsi alat- alat adalah menerima berbagai rangsangan dari lingkungan di sekitarnya, kepekaan masing- masing indera tergantung dari masing- masing organisme
Alat indera kita merupakan asset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar