PENGAMATAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA
Ujang erianto 12108249045
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Kata pengantar
Puji
syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa,berkat rahmat dan karunianya
saya bisa mengejarkan tugas ips dengan tepat waktu,yang bermateri “Sistem saraf
dan panca indra pada hewan “
Makalah ini kami buat
untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari konsep dasai IPS dengan harapan dapat di mengerti dan di pahami oleh si
pembaca.
Kami, menyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan, maka dari itu kami minta maaf bila ada
kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu,kami penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi sempurnanya penulisan makalah ini.
Oleh karena itu,kami penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi sempurnanya penulisan makalah ini.
Daftar isi
Kata pengantar .........................................................................................................1
Daftar isi
...................................................................................................................2
BAB I
Latar belakang..............................................................................................................3
BAB II ( pembahasan )
Sistem saraf pada hewa
.............................................................................................4
Panca indera pada hewan
...........................................................................................5
BAB II ( Penutup )
Kesimpulan
.................................................................................................................
BAB I
1. Latar
belakang
Latar
belakang Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap
terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan
dalam bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada
hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu
unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan
subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun
seluruh sel.
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur
kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf itu
bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui
indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam
tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang
rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf
beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang
khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem
saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan
semakin komplek sistem sarafnya.
Pada hewan vetebrata mereka memiliki sistem koodinasi
atau alat indera yang sempurna. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk
melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau kulit sebagai
indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra pendengar. Begitu juga
pada manusia. Kita memiliki hidung, mata kulit atau tangan dan telinga untuk
menjalankan fungsinya masing- masing sesuai dengan kegunaannya
BAB II
SISTEM SARAF PADA HEWAN
Pada hewan unisel, sebuah sel mengenban tugas yang
sangat beratkarena harus melaksanakan semua aktivitas hidup. Seiring dengan
adanya evolusin dari organisme unisel sederhana menjadi organisme multisel yang
lebih kompleks, beban berat sel pun dapat dikurangi. Organisme multisel telah
mengelami perkembangan struktur dan fungsi khusus pada berbagai organ, antara
lain pada siste sirkulasi dan pencernaan.
A. Neuron Atau Sel Syaraf
Neuron atau sel syaraf dan sel glia merupakan dua
jenis sel penyusun sistem syaraf. Neuran erupakan sel fungsional pada siste
syqraf, yang bekerja dengan menghasilkan potensialaksi dan menjalarkan impuls
dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang
dilakukan sel syaraf dalam memindahkan informasi, fungsi kendali dan koordinasi
tubuh.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel syaraf
didukung oleh sel glia. Se glia merupakan sel yang berkaitan berat dengan neuron,
yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak
terlibat dalam penjelaran impuls. Sel glia berfungsi untuk menjamin agar
kondisi ionikdi sekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga
berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu
sel glia yang sangat dikenal ialah sel Schwann. Sel ini merupakan salah satu
jenis sel glia yang berfungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang
diseebut selubung mielin.
Ditinjau
dari fungsinya, neuron dapat dibagi tiga macam, yaitu: Neuron motorik, Neuro
sensorik, Neuron interneuron.
1. Neuron motorik
Sel araf yang membawa rangsagan dari
pusat ke daerah tepi (perifer tubuh)
2. Neuro sensorik
Sel saraf yang berfungsi untuk
membawa rangsangan dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan
sumsum tulang belakang atau mendula
spinalis )
3. Neuron interneuron atau sel
penghubung
Sel saraf yang terdapat di pusat
saraf, yang menjadi penghubung antara neuron motori dan sensorik.
Ketiga neuron tersebut tersusun dengan khusus sehingga
mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik
lingkungan dalam maupun luar tubuh. Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat
bervariasi.
B. Komponen Penyusun Sistem Saraf
Berbgai bangunan yang dapat ditemukan sistem saraf
hewan yaitu otak, serabut saraf, pleksus, dan ganglia.
1. Serabut saraf yaitu kumpulan akson
dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak. Contoh serabut saraf sejenis
adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut campuran terdiri atas
sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik.
2. Pleksus merupakan jaringa serabut
saraf yang tidak teratur. Pleksus dapat ditemukan adanya badan sel saraf,
meskipun tidak selalu. Pleksus dapat ditemukan pada coelenterata, stenopara,
dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai
sistem sistem saraf pusat.
3. Ganglia yaitu kumpulan sel saraf
berbentuk nodul (bulat atau membulat dan memiliki batas yang jelas), dilapisi
jaringan konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.
C. Fisiologi Saraf
Telah disebutkan bahwa sistem sel saraf adalah sel
saraf yang berfungsi untuk menjalarkan rasangan. Pada keadaan istirihat, sel
saraf dikatakan berada dalam keadaan polar, yaitu keadaan sedang tidak
menjalarkan ransangan. Keadaan polar ini ditadai dengan adanya muatan yang
lebih negatif disisi dalam membran dan lebih positif di sisi luar membran.
Dalam keadaan semacam itu, membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap ion
natrium (Na+) dan permeabel terhadap ion kalium (K+).
Besarnya
potensial membran yang diukur saat sel dalam keadaan istirahat perbedaan
potensial tersebut disebabkan oleh adanya distribusi ion natriun dan kalium
yang tidak seimbang di antara kedua sisi membran sel saraf.
Depolarisasi
: 1. Rangsang. 2. Impuls : gejala perubahan elektrokimia khas yang
terjadi pada membran yang dirangsang. 3. Potensial aksi :
potensial membran yang diukur pada saat sel terdepolarisasi.
D. Perpindahan Impuls Melintasi Sinaps
Impuls dapat menjalar/menyebar dari tempat awal
pembentukannya hingga ke ujung akson, bahkan menyebar ke sel saraf lain, sel otot,
sel kelenjar. Impuls yang menjalar dari suatu sel saraf ke sel yang lain pasti
melintas senaps. Sapins merupakan tempat pertemuan antara akson dari suatu sel
saraf dengan sel saraf lainnya atau dengan sel. Kemudian menjadi transmisi
sinaptik. Transmisi sinaptik terbagi menjadi dua yaitu : transmisi elektrik
(pada sinaps elektrik), transmisi kimia (pada sinaps kimiawi)
1. Transmisi elektrik merupakan Penjalaran impuls
dengan cara konduksi langsung pada sinaps yang memiliki celah sempit. Sinaps yang
bekerjadengan cara transmisi elektrik disebut sinaps elektrik. Pada
invertebrata (misalnya Artropoda dan Annelida) dan vertebrata (ikan).Pada ikan,
sinaps elektrik berperan penting dalam proses melarikan diri.
2. Transmisi kimiawi merupakan Penjalaran impuls dengan
bantuan neurotransmiterpada sinaps yang memiliki celah lebar. Sinaps yang
bekerjadengan cara transmisi kimia disebut sinaps kimia.
E. Organisasi Sistem Saraf
Seraf merupakan salah satu kamponen sistem koordinasi
pada tubuh hewan. Sistem saraf dapat dilukiskan sebagai kumpulan neuron yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu mengoordinasikan berbagai
aktivitas tubuh. Organisasi sistem saraf pada hewan sangat bervariasi,
tergantung pada tingkat perkembangan tubuh masing-masing hewan.
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem
saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson. Dendrit
berfungsi sebagai reseptor dan ujung akson membentuk sinapsdengan berupa jenis
sel efektor (antara lain sel otot).
F. Sistem Saraf Pada Unisel Atau Bersel
Satu
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan
yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel
penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima
dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel
satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi
protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti
iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya
SISTEM INDRA PADA HEWAN
1. Pengertian Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari
sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem
indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta
dalam tanggapan indera.
Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah
penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
2. Sistem Indra Pada Hewan
A.
Sistem Indra Pada Hewan Vetebrata
Veterbrata memiliki sistem indera
yang lebih berkembang dari hewan invetebrata. Berikut ini penjelasan indera
pada ikan, katak, burung dan mamalia.
1. Sistem Indra pada Ikan
Ikan memiliki indera yang disebut
gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi
mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air.
Indra yang berkembang baik pada ikan
adalah indra pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa
sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Indera pencium pada
ikan terdapat didekat mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas
telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan
indra pendengar ini kurang berkembang dengan baik.
2. Sistem Indra pada katak
Pada katak indera penglihatan dan
indera pencium berkembang lebih baik dari pada organ indera lainnya. Inder
apenglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan membran tembus
cahaya yang disebut membran niktitans.
Membran ini berfungsi menjaga
kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indera
pendengar pada katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga
bagian dalam. Bagian telinga paling luar berupa selaput gendang telingan
(Membran timpani) yng berfungsi menangkap getaran suara.
3. Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan
baik adalah indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya terletak di
langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya
mengandung sel- sel saraf pencium.
4. Sistem Indra pada Burung
Indera pada burung yang berkembang
dengan baik adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat
berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada malam hari
pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan
mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Umumnya burung memiliki daya
akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.
5. Sistem Indra pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang
dengan baik. Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda- beda
misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing
memiliki indera pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi setinggo
150.000 Hz.
B. Sistem Indra Hewan Invertebrata
Sistem indera invetebrata masih
sangat sederhana. Berikut inio dijelaskan sistem indera protozoa. Coulenterata,
Molusca, cacing pipih, cacing tanah dan serangga.
1. Sistem Indra pada Hewan bersel Satu
(Protozoa)
Pada umumnya tidak memiliki indera,
tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan
paramaecium akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya
berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.
2. Sistem Indra pada Hewan Berongga
(Coelenterata)
Hewan berongga seperti ubur- ubur
memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka tehadap cahay serta sejumlah
tentakel sebagai alat peraba.
3. Sintem Indra pada Hewan Lunak (Mollusca)
Bekicot mempunyai dua pasang antena.
Pada sepasang antenna yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra
penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indera peraba.
4. Sistem Indra pada Cacing Pipih
Cacing pipih, contohnya planaria
memiliki sepasang bintik mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata
tersebut sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung bergerak
menjahui cahaya.
5. Sistem Indra pada Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki indera
penerima rangsangan yang cukup baik. Indera tersebut berada di permukaan
tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif
terhadap rangsangan cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas),
terutama pada bagian anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi
cahaya. Cacing tanah juga peka terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat-
zat kimia, dan suhu.
6. Sistem Indra pada Serangga
Serangga memiliki indera penglihatan berupa
mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki
keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari
ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun
terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus
pada lensa.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat
indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon
terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap
(lidah). Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan
bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung
vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem
olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori
aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau
krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya
pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem
olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.
2. Mekanoreseptor
Yaitu alata indera yang merespon
terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba
(kulit) dan indera pendengaran (telinga). Pendengaran adalah kemampuan untuk
mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini
dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga,
syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali
oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi
tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa
mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat
menjadi rusak.
3. Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon
terhadap rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata. Penglihatan
adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari
indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Banyak binatang yang indra
penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali
lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.
BAB III
Kesimpulan
Pada
hewan unisel, sebuah sel mengenban tugas yang sangat beratkarena harus
melaksanakan semua aktivitas hidup. Seiring dengan adanya evolusin dari
organisme unisel sederhana menjadi organisme multisel yang lebih kompleks,
beban berat sel pun dapat dikurangi. Organisme multisel telah mengelami
perkembangan struktur dan fungsi khusus pada berbagai organ, antara lain pada
siste sirkulasi dan pencernaan.
Bagian
dari koordinasi lain adalah sistem indera. Setiap organism memiliki alat indera
pada tubuhnya. Indera adalah bagian dari tubuh yang mampu menerima rangsangan
tertentu. Fungsi alat- alat adalah menerima berbagai rangsangan dari lingkungan
di sekitarnya, kepekaan masing- masing indera tergantung dari masing- masing
organisme
Alat
indera kita merupakan asset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah
kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar